Offenbar hast du diese Funktion zu schnell genutzt. Du wurdest vorübergehend von der Nutzung dieser Funktion blockiert.
Wenn dies deiner Meinung nach nicht gegen unsere Gemeinschaftsstandards verstößt,
Tampilkan Bahasa Isyarat Saja
Hanya Bisa Download Publikasi
Malaikat yang bertugas menurunkan air hujan adalah Mikail. Selain menurunkan hujan dan tugas-tugas yang telah disebutkan sebelumnya, dalam sebuah riwayat, Malaikat Mikail juga dikisahkan pernah menahan matahari.
Ceritanya dimulai ketika Rasulullah SAW memimpin shalat Subuh berjamaah. Tiba-tiba, malaikat Jibril datang dan membuka sayapnya di punggung Nabi yang sedang rukuk.
Aksi ini menyebabkan Rasulullah SAW melakukan rukuk lebih lama. Setelah Jibril pergi, beliau baru bisa bangkit kembali dan melanjutkan shalat hingga selesai.
"Apa yang terjadi ya Rasulullah, sehingga engkau memperlama rukuk tidak seperti biasanya?"
Menerima pertanyaan tersebut, Rasulullah SAW memberikan penjelasan...
"Ketika aku rukuk tadi, dan membaca subhana rabbiyal adzim, lalu hendak mengangkat kepalaku, tiba-tiba Jibril datang dan merentangkan sayapnya dipunggungku hingga lama sekali. Sampai sayap itu diangkat, barulah aku bisa mengangkat badan."
"Mengapa itu terjadi?" tanya sahabat lainnya.
"Aku tidak tahu dan aku tidak bisa bertanya kepada Jibril," jawab Nabi.
Maka Jibril datang dan menjelaskan peristiwa yang terjadi kepada Nabi.
"Wahai Muhammad, Ali ingin bergabung dalam jamaah, tetapi di hadapannya ada seorang lelaki Nasrani tua yang berjalan sangat pelan. Ali tidak ingin mendahuluinya karena menghormati lelaki tua itu. Oleh karena itu, Allah memerintahkan aku untuk menahanmu tetap dalam posisi rukuk, agar Ali bisa bergabung dengan jamaah!"
Penjelasan dari Malaikat Jibril ini mengagumkan Nabi. Jibril kemudian melanjutkan dengan kisah yang lebih mengagumkan. "Lebih mengagumkan lagi, Allah memerintahkan Malaikat Mikail untuk menunda peredaran matahari dengan sayapnya, sehingga waktu Subuh tidak berakhir karena menunggu Ali hadir!"
Kemudian, Rasulullah memanggil Ali untuk memastikan informasi dari Malaikat Jibril. "Apakah ini benar, Ya Rasulullah? Lelaki tua itu berjalan sangat lambat, dan saya tidak ingin mendahuluinya karena menghormatinya. Ternyata, dia tidak datang untuk shalat. Beruntung Anda masih rukuk, sehingga saya tidak ketinggalan shalat berjamaah dengan Anda!" jawab Ali.
MALANGTIMES - Salah satu peristiwa luar biasa yang dialami oleh Rasulullah SAW saat Isra Mikraj. Peristiwa itu terabadikan dalam Alquran. "Maha suci Allah yang telah memperjalankan hambanya pada suatu malam dari Masjidil Haram ke Masjidil Al Aqsha yang telah kami berkahi sekelilingnya agar kami perlihatkan kepadanya sebagian tanda-tanda (kebesaran) kami. Sesungguhnya Dia maha mendengar lagi maha melihat"(QS Al Isra 1).
Namun, saat Rasulullah SAW melakukan Isra Mikraj, dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa itu, Rasulullah SAW sempat bertemu dengan malaikat yang memiliki kemampuan atau kelebihan luar biasa. Dari Channel Islam Populer, pertemuan keduanya pun telah diabadikan dalam sebuah Kitab bernama, Al Mustadrak.
Dalam kitab tersebut, dijelaskan terdapat sabda Rasulullah SAW tentang malaikat seribu tangan. "Di saat aku tiba di langit di malam Isra Mikraj, aku melihat satu malaikat memiliki seribu tangan. Di setiap tangan ada seribu jari. Aku melihatnya menghitung hari satu persatu. Aku bertanya kepada Jibril pendampingku, 'siapa gerangan malaikat itu dan apa tugasnya ?' ".
Pertanyaan Rasulullah SAW kemudian dijawab oleh Malaikat Jibril. Dijelaskan Jibril, jika malaikat tersebut merupakan malaikat yang bertugas untuk menghitung tetesan air hujan yang jatuh dari langit. Usai mendengar penjelasan Jibril, Rasulullah SAW kemudian turun dan langsung menanyakan kepada malaikat tersebut.
"Apakah kamu tahu berapa jumlah tetesan air hujan yang turun dari langit ke bumi sejak diciptakan Adam ?". Mendapatkan pertanyaan tersebut, malaikat tersebut kemudian segera menjawab pertanyaan Rasulullah. Ia mengetahui jumlah tetesan air hujan yang turun dari langit ke bumi sejak diciptakan Adam ke bumi.
Tak hanya itu, ia juga mengetahui jumlah tetesan air hujan yang jatuh ke lautan, darat, hutan, lembah dan tempat lainnya yang tidak diketahui oleh manusia. Rasulullah SAW kemudian begitu takjub akan kecerdasan yang dimiliki oleh malaikat ini.
Akan tetapi malaikat tersebut memiliki kelemahan, ia tidak dapat menghitung sesuatu hal. Malaikat itu kemudian menjelaskan kekurangannya itu, di mana ketika ia tidak bisa menghitung saat umat Rasulullah berkumpul dalam sebuah tempat lalu bershalawat.
Saat itu malaikat tersebut tidak bisa menghitung berapa banyak pahala yang diberikan Allah dengan seribu tangannya dengan seribu jari setiap tangannya. Hal.ini tentu menunjukkan kebesaran Allah SWT.
Selamat malam sahabat tercinta semuanya, apakabar kalian? Semoga saja keadaannya baik-baik saja dan selalu dalam lindungan Allah SWT.
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda dalam sebuah hadits:
"Saat aku tiba di langit di malam Isra’ Mi'raj, aku melihat satu malaikat yang memiliki seribu tangan dan di setiap tangan ada seribu anak jari. Aku melihatnya menghitung jari-jarinya satu persatu.
Aku bertanya kepada Malaikat Jibril yang saat itu bersamaku pendampingku. "Siapa gerangan malaikat itu, dan apa tugasnya malaikat itu?"
Jibril pun menjawab, "Sesungguhnya dia adalah malaikat yang diberikan tugas oleh Allah SWT untuk menghitung setiap tetesan air hujan yang turun dari langit ke bumi".
Terus Rasulullah SAW bertanya kepada malaikat penghitung tetesan air hujan tersebut, "apakah engkau tahu berapa jumlah semua tetesan air hujan yang turun dari langit ke bumi sejak Nabi Adam diciptakan?"
Malaikat tersebut menjawab, "Wahai Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam! Demi Yang Telah Mengutusmu dengan kebenaran, Sesungguhnya aku mengetahui semua jumlah tetesan hujan yang Allah turunkan dari langit ke bumi, mulai dari diciptakan Nabi Adam sampai sekarang ini. Begitu juga saya mengetahui jumlah tetesan air yang turun ke laut, ke daratan, ke dalam hutan rimba, ke gunung, ke lembah, ke sungai, ke perkebunan, dan ke tempat yang manusia tidak diketahui".
Mendengar penjelasan malaikat tersebut, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam sangat takjub dan bangga atas kecerdasannya dan kemampuannya dalam menghitung tetesan air hujan yang turun ke bumi. Kemudian, malaikat tadi pun berkata kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam:
"Wahai Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, walaupun diriku memiliki seribu tangan dan sejuta jari dan diberikan kepandaian dan keahlian oleh Allah untuk menghitung jumlah tetesan air hujan yang turun dari langit ke bumi ini, tapi aku masih memiliki kekurangan dan kelemahan.
Kemuadian, Rasulullah pun bertanya: "Apa kekurangan dan kelemahan dirimu?"
Malaikat tersebut menjawab, "Kekurangan dan kelemahanku wahai Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, jika umatmu bersatu pada suatu tempat dan mereka menyebut-nyebut namamu kemudian bershalawat atas dirimu, pada saat itu aku tidak sanggup untuk menghitung berapa banyaknya pahala yang Allah berikan kepada mereka atas salawat yang mereka ucapkan kepada dirimu".
Semoga saja kisah di atas mengingatkan kita untuk terus bershalawat kepada Nabi Muhammad karena terlalu banyak fahala yang Allah berikan untuk kita. Tetesan air hujan saja sanggup dihitung oleh malaikat, tapi banyaknya fahala yang Allah berikan atas shalawat yang kita ucapakan tidak sanggup dihitung oleh siapapun kecuali Allah dan orang-orang yang diberikan kemampuan oleh Allah.
Hanya itu saja sekian nukilah ilmu yang saya kutib dari beberapa sumber, semoga saja bermanfaat untuk diri saya dan untuk semua sahabat saya yang ikut membaca tulisan singkat ini.
Rasulullah bersabda, “Di saat aku tiba di langit di malam Isra’ Miraj, aku melihat satu malaikat memiliki 1000 tangan, di setiap tangan ada 1000 jari. Aku melihatnya menghitung jarinya satu persatu.
Aku bertanya kepada Jibril pendampingku. Siapa gerangan malaikat itu, dan apa tugasnya?
Jibril menjawab, “Sesungguhnya dia adalah malaikat yang diberi tugas untuk menghitung tetesan air hujan yang turun dari langit ke bumi”.
Rasulullah bertanya kepada malaikat (penghitung tetesan air hujan) tadi, “apakah kamu tahu berapa jumlah tetesan air hujan yang turun dari langit ke bumi sejak diciptakan Adam?”,
Malaikat itu pun menjawab, “Wahai Rasulullah, demi Yang Telah Mengutusmu dengan haq (kebenaran), Sesungguhnya aku mengetahui semua jumlah tetesan air hujan yang turun dari langit ke bumi, dari mulai diciptakan Adam sampai sekarang ini, begitu pula aku mengetahui jumlah tetes yang turun ke laut, ke darat, ke hutan rimba, ke gunung – gunung, ke lembah – lembah, ke sungai – sungai, ke perkebunan, dan ke tempat yang tidak diketahui manusia”.
Mendengar uraian malaikat tadi Rasulullah sangat takjub dan bangga atas kecerdasannya dalam menghitung tetesan air hujan. Kemudian malaikat tadi pun berkata kepada Rasulullah,
“Wahai Rasulullah, walaupun aku memiliki seribu tangan dan sejuta jari dan diberikan kepandaian dan keahlian untuk menghitung tetesan air hujan yang turun dari langit ke bumi, tapi aku memiliki kekurangan dan kelemahan.
Rasulullah pun bertanya, “apa kekurangan dan kelemahan kamu?”
Malaikat itupun menjawab, “Kekurangan dan kelemahanku, wahai Rasulullah, jika umatmu berkumpul di satu tempat, mereka menyebut – nyebut namamu lalu bershalawat atasmu, pada saat itu aku tidak bisa menghitung berapa banyaknya pahala yang diberikan Allah kepada mereka atas shalawat yang mereka ucapkan atas dirimu.
Siapakah malaikat Tuhan itu?
SIAPAKAH sosok malaikat pencabut nyawa dalam ajaran Islam? Simak jawabannya secara jelas berikut ini.
Dilansir laman Konsultasi Syariah, Ustadz Ammi Nur Baits ST BA mengungkapkan bahwa sosok malaikat pencabut nyawa menurut ajaran Islam adalah malaikat maut. Hal ini sebagaimana Allah Subhanahu wa Ta'ala jelaskan dalam ayat suci Alquran:
قُلْ يَتَوَفَّاكُمْ مَلَكُ الْمَوْتِ الَّذِي وُكِّلَ بِكُمْ ثُمَّ إِلَى رَبِّكُمْ تُرْجَعُونَ
"Katakanlah: 'Malaikat Maut yang diserahi untuk mencabut nyawa kalian, kemudian hanya kepada Tuhanmulah kamu akan dikembalikan'." (QS As-Sajdah: 11)
Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam pernah menceritakan proses kematian hamba yang beriman. Beliau mengatakan:
ثُمَّ يَجِىءُ مَلَكُ الْمَوْتِ عَلَيْهِ السَّلاَمُ حَتَّى يَجْلِسَ عِنْدَ رَأْسِهِ فَيَقُولُ أَيَّتُهَا النَّفْسُ الطَّيِّبَةُ اخْرُجِى إِلَى مَغْفِرَةٍ مِنَ اللَّهِ وَرِضْوَانٍ
"Kemudian datanglah Malaikat Maut 'alaihis salam. Dia duduk di samping kepalanya, dan mengatakan, 'Wahai jiwa yang baik, keluarlah menuju ampunan Allah dan ridha-Nya'." (HR Ahmad nomor 18543, Abu Dawud: 4753, dishahihkan Syekh Syuaib Al Arnauth)
Dengarkan Murrotal Al-Qur'an di Okezone.com, Klik Tautan Ini: https://muslim.okezone.com/alquran
Follow Berita Okezone di Google News
Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya
Lalu yang menjadi pertanyaan, selama ini masyarakat mengenal malaikat pencabut nyawa bernama Izrail, apakah benar?
"Nama yang diberikan oleh Allah dalam Alquran dan yang disebutkan Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam dalam hadits untuk malaikat pecabut nyawa adalah Malaikat Maut," jelas Ustadz Ammi.
"Sementara nama Izrail, ditegaskan para ulama ahli hadits, tidak didukung oleh dalil baik dari Alquran maupun sunnah," imbuhnya.
Dalam Aqidah Thahawiyah dinyatakan:
ونؤمن بملك الموت الموكل بقبض أرواح العالمين
"Kami beriman dengan Malaikat Maut yang bertugas mencabut seluruh alam."
Dalam catatan kaki Aqidah Thahawiyah, Imam al-Albani menyatakan:
هذا هو اسمه في القرآن، وأما تسميته بـ “عزرائيل” كما هو الشائع بين الناس فلا أصل له، وإنما هو من الإسرائيليات
"Nama ini (Malaikat Maut) itulah nama yang ada dalam Alquran. Sementara nama Izrail, yang terkenal di masyarakat, tidak ada dasarnya. Ini adalah nama yang bersumber dari berita israiliyat. (Takhrij At-Thahawiyah)."
Demikian pula yang disampaikan Imam Ibnu Utsaimin dalam Liqa Bab al-Maftuh, volume 16:
وأما ملك الموت فأنه لا يصح تسميته بعزرائيل، وإنما يقال فيه مللك الموت كما قال الله عز وجل “قُلْ يَتَوَفَّاكُم مَّلَكُ المَوْتِ الَّذِي وَكِّلَ بِكُمْ” ولم يصح عن النبي صلى الله عليه وسلم أن اسمه عزرائيل
"Tentang malaikat kematian, tidak ada dalil yang shahih mengenai nama Izrail. Nama yang benar adalah Malaikat Maut. Sebagaimana yang difirmankan Allah (yang artinya), Katakanlah: 'Malaikat Maut yang diserahi untuk mencabut nyawa kalian. Dan tidak terdapat riwayat yang shahih dari Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam bahwa nama malaikat ini adalah Izrail." (Liqa Bab al-Maftuh, VI)
"Sepeti itulah sikap yang diajarkan para ulama. Mereka menggunakan nama seperti yang disebutkan dalam Alquran. Dan menghindari istilah yang tidak didukung oleh dalil," terang Ustadz Ammi Nur Baits.
"Setidaknya kita bisa menjamin bahwa keyakinan kita tentang malaikat pencabut nyawa adalah keyakinan yang sesuai dengan Alquran dan hadits," pungkasnya.
Wallahu a'lam bisshawab.
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari