Malaikat Ini yang Mengatur Urusan Dunia, 3 Diantaranya Paling Dekat Dengan Allah SWT
Reporter: Tim liputan|
4 malaikat yang mengatur urusan dunia--
NASIONAL, RBTVCAMKOHA.COM – Ini informasi penting. Malaikat adalah makhluk ciptaan Allah SWT yang masing-masing darinya mengemban tugas yang berbeda, baik untuk urusan dunia maupun akhirat. Di antara mereka, ada empat pemimpin malaikat yang bertugas mengatur urusan dunia.
Hal ini diterangkan Imam Jalaluddin Abdurrahman As-Suyuthi dalam Kitab Al-Haba'ik fi Akhbar Al-Mala'ik dan diterjemahkan oleh Misbahul Munir. Imam As-Suyuthi menukil sebuah riwayat dari Ibnu Abi Hatim, Abu Asy-Syaikh dalam Kitab Al-'Azhamah, dan Al Baihaqi dalam Kitab Syu'ab Al-Iman dari Ibnu Sabith yang mengatakan,
“Urusan dunia ini diatur oleh empat malaikat, yaitu Jibril, Mikail, Malaikat Maut (Izrail), dan Israfil. Jibril ditugasi mengatur angin dan bala tentara. Mikail ditugasi mengatur tetesan air hujan dan tumbuh-tumbuhan. Malaikat Maut ditugasi untuk mencabut nyawa, sedangkan Israfil turun membawa perintah dan urusan kepada mereka."
BACA JUGA:Dosa Digugurkan Derajat Ditinggikan, Masyaallah Ini Keutamaan Rutin Membaca Sholawat Jibril
Malaikat Jibril, Mikail, Izrail, dan Israfil adalah makhluk yang pertama kali diciptakan Allah SWT dan yang terakhir dimatikan Allah SWT. Mereka juga menjadi makhluk yang paling awal dihidupkan kembali oleh Allah SWT. Pendapat ini bersandar pada riwayat Abu Asy-Syaikh dari Wahab yang berkata,
“Keempat malaikat tersebut--yaitu Malaikat Jibril, Mikail, Israfil, dan Malaikat Maut--merupakan makhluk yang pertama kali diciptakan Allah, yang terakhir dimatikan Allah, dan yang paling awal dihidupkan kembali oleh Allah. Mereka itu adalah para malaikat yang mengatur segala urusan dan membagikan segala urusan."
Tugas para pemimpin malaikat ini turut dijelaskan dalam riwayat Abu Asy-Syaikh dari Ibnu Sabith. Dikatakan, dalam Lauh Mahfuz terdapat segala urusan yang pasti terjadi hingga kiamat. Allah SWT menugaskan tiga malaikat untuk menjaga Kitab Induk itu.
Pertama, Malaikat Jibril. Ia mengemban tugas untuk menurunkan kitab kepada para rasul dan membawa kehancuran apabila Allah SWT berkehendak untuk menghancurkan suatu kaum, serta bertugas membawa kemenangan ketika terjadi peperangan.
Kedua, Malaikat Mikail. Allah SWT menugaskannya untuk menjaga, menurunkan hujan, dan menumbuhkan tanaman di bumi.
Ketiga, Malaikat Maut atau Izrail. Ia bertugas untuk mencabut nyawa. Apabila dunia telah lenyap, Allah SWT mengumpulkan malaikat untuk menjaga mereka dan membandingkannya dengan Ummul Kitab.
BACA JUGA:Sholawat Penarik Rezeki Paling Ampuh dan Mustajab, Amalkan Setiap Waktu
Disebutkan dalam Kitab Al La'alil Mashnu'ah karya Imam As-Suyuthi, di antara empat pemimpin malaikat tersebut, Malaikat Jibril, Mikail, dan Israfil-lah yang paling dekat dengan Allah SWT. Jarak mereka dari Allah SWT disebut sejauh perjalanan 50 ribu tahun. Adapun, posisinya, Jibril berada di samping kanan-Nya, Mikail berada di samping yang lain, dan Israfil berada di antara keduanya.
Apakah Malaikat Berjenis Kelamin?
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Mengenal Malaikat-Malaikat Allah ; Tentara Allah yang Patuh & Setia
TIGA PELAYAN ALLAH YANG GAGAH PERKASA
(Bacaan Pertama Misa Kudus, Pesta S. Mikael, Gabriel, dan Rafael, Malaikat Agung – Jumat, 29 September 2018)
Sementara aku terus melihat, takhta-takhta diletakkan, lalu duduklah Yang Lanjut Usianya; pakaian-Nya putih seperti salju dan rambut-Nya bersih seperti bulu domba; kursi-Nya dari nyala api dengan roda-rodanya dari api yang berkobar-kobar; suatu sungai api timbul dan mengalir dari hadapan-Nya; seribu kali beribu-ribu melayani Dia, dan selaksa kali berlaksa-laksa berdiri di hadapan-Nya. Lalu duduklah Majelis Pengadilan dan dibukalah Kitab-Kitab.
Aku terus melihat dalam penglihatan malam itu, tampak datang dengan awan-awan dari langit seorang seperti anak manusia; datanglah ia kepada Yang Lanjut Usianya itu, dan ia dibawa ke hadapan-Nya. Lalu diberikan kepadanya kekuasaan dan kemuliaan dan kekuasaan sebagai raja, maka orang-orang dari segala bangsa, suku bangsa dan bahasa mengabdi kepadanya. Kekuasaannya ialah kekuasaan yang kekal, yang tidak akan lenyap, dan kerajaannya ialah kerajaan yang tidak akan musnah. (Dan 7:9-10,13-14)
Bacaan Pertama alternatif: Why 12:7-12; Mazmur Tanggapan: Mzm 138:1-5; Bacaan Injil: Yoh 1:47-51
Hari ini Gereja merayakan Pesta Santo Mikael, Gabriel dan Rafael, Malaikat Agung, para pelayan Allah gagah-perkasa, yang memainkan peranan penting dalam rencana-penyelamatan-Nya. Saudari-saudara Kristiani yang bukan Katolik tentu hanya mengenal dua nama saja. Nama Rafael muncul dalam Kitab Tobit yang tidak ada dalam Alkitab mereka. Menurut tradisi Yahudi ada tujuh Malaikat Agung, yaitu Uriel, Rafael, Raguel, Mikael, Sariel, Gabriel dan Remiel (kalau ada waktu, silahkan membaca tentang hal itu di Encyclopaedia Britannica). Rafael memperkenalkan dirinya kepada Tobit dengan berkata: Aku ini Rafael, satu dari ketujuh malaikat di hadapan Tuhan yang mulia” (Tob 12:15).
Dalam zaman modern di mana kita manusia cenderung untuk mempertimbangkan hampir segalanya (kalau tidak mau dikatakan ‘segala-galanya’) dari suatu perspektif duniawi, maka pesta seperti ini mengingatkan kita akan keberadaan malaikat dan/atau berbagai makhluk surgawi yang disebut “singgasana, kerajaan, pemerintah dan penguasa” (lihat Kol 1:16), juga tentang “roh-roh yang melayani, yang diutus untuk melayani mereka yang akan mewarisi keselamatan” (Ibr 1:14).
Sampai berapa seringkah kita berpikir tentang para malaikat, yang dikatakan oleh sejumlah orang kudus mempunyai tingkatan-tingkatan itu? Mungkin karena pengaruh film-film horor, rasanya lebih mudahlah untuk menerima realitas Iblis dan roh-roh jahatnya (sesungguhnya adalah para mantan malaikat yang berontak) daripada makhluk-makhluk surgawi ini yang setia kepada Allah. Akan tetapi, sementara kita merayakan pesta para malaikat agung pada hari ini, baiklah kita mempertimbangkan peranan yang mereka mainkan seperti yang dikemukakan dalam Katekismus Gereja Katolik (KGK): “Bahwa ada makhluk rohani tanpa badan, yang oleh Kitab Suci biasanya dinamakan ‘malaikat’, adalah suatu kebenaran iman. …… Sampai Kristus datang kembali, pertolongan para malaikat yang penuh rahasia dan kuasa itu sangat berguna bagi seluruh kehidupan Gereja” (KGK 328, 334).
Malaikat adalah pelayan dan pesuruh Allah, yang selalu memandang wajah Bapa di surga (Mat 18:10), sehingga sang pemazmur menulis: “Pujilah TUHAN (YHWH), hai malaikat-malaikat-Nya, hai pahlawan-pahlawan perkasa yang melaksanakan firman-Nya dengan mendengarkan suara firman-Nya” (Mzm 103:20; lihat KGK 329). Sebagai makhluk rohani murni mereka mempunyai akal budi dan kehendak mereka adalah wujud pribadi dan tidak dapat mati. Mereka melampaui segala makhluk yang kelihatan dalam kesempurnaan (KGK 330). Karena para malaikat dipanggil untuk membantu memajukan kerajaan Allah, maka tidak salah kalau kita berkesimpulan bahwa mereka mempunyai peranan juga dalam kehidupan umat Allah – anda dan saya.
Pada kenyataannya, apakah kita menyadarinya atau tidak, kehidupan kita dikelilingi oleh para malaikat, apakah melalui bisikan nurani kita atau saat-saat berkat yang tidak kita sangka-sangka dan harap-harap atau perlindungan. “Sejak masa anak-anak sampai pada kematiannya malaikat-malaikat mengelilingi kehidupan manusia dengan perlindungan dan doa permohonan (doa syafaat)” (KGK 336).
Apabila kita mempertimbangkan bagaimana para malaikat memandang wajah Allah (lihat Mat 18:10), maka kita; akan melihat doa kita dari terang yang berbeda. Bayangkanlah, setiap kali and berdoa dan sujud menyembah Allah, para malaikat ada di sana, berdoa bersama anda. Sebagaimana para gembala melihat sejumlah besar bala tentara surga yang memuji Allah berkaitan dengan kelahiran Yesus Kristus (Luk 2:8-14), kita pun bergabung menyanyikan lagu penyembahan bersama mereka setiap kali kita merayakan Ekaristi Kudus (KGK 335). Banyak sekali malaikat menggabungkan diri dengan suara kita dalam paduan suara surgawi setiap kali kita dalam Misa kita bernyanyi: “Kudus, kudus, kuduslah Tuhan, Allah segala kuasa. Surga dan bumi penuh kemuliaan-Mu. Terpujilah Engkau di surga. Terberkatilah yang datang atas nama Tuhan. Terpujilah Engkau di surga!” (lihat Yes 6:3; bdk. Why 4:8).
Para malaikat dapat menjadi mata rantai yang menghubungkan kita dengan surga, maka pandanglah ke atas! Doa-doa anda mempunyai nilai yang besar. Anda dapat menggabungkan diri dengan sejumlah besar malaikat yang sujud menyembah Allah, apakah dalam Misa Kudus atau pada saat anda berdoa secara pribadi, dan doa anda itu dapat membawa “hujan berkat” dari Allah ke atas bumi.
DOA: Kudus, kudus, kuduslah Tuhan Allah semesta alam. Dengan penuh ketakjuban dan hormat, kami semua sujud menyembah Engkau dalam kemuliaan-Mu. Perkenankanlah suara kami bergabung dengan paduan suara surgawi para malaikat dalam memuji-muji kemuliaan-Mu. Amin.
Catatan: Untuk mendalami Bacaan Injil hari ini (Yoh 1:47-51), bacalah tulisan yang berjudul “MIKAEL, GABRIEL DAN RAFAEL” (bacaan tanggal 29-9-18) dalam situs/blog SANG SABDA http://sangsabda.wordpress.com; kategori: 18-09 BACAAN HARIAN SEPTEMBER 2018.
(Tulisan ini adalah revisi dari tulisan dengan judul sama untuk bacaan tanggal 29-9-17 dalam situs/blog SANG SABDA)
Cilandak, 26 September 2018 [Peringatan S. Elzear & Delfina, OFS]
Sdr. F.X. Indrapradja, OFS
Allah SWT menciptakan malaikat dengan rupa dan tugas yang berbeda-beda. Malaikat paling besar disebut memiliki puluhan ribu sayap dan kelak bertugas sebagai ajudan-Nya di hari kiamat.
Dikatakan dalam Kitab Tashfiyat al-Qulub min Daran al-Awzar wa al-Dzunub karya Yahya ibn Hamzah al-Yamani al-Dzimari, malaikat adalah makhluk Allah SWT yang paling besar bentukannya, paling tinggi kadarnya di hadapan Allah SWT, paling luhur kedudukannya, dan paling mulia tempatnya.
Malaikat juga merupakan makhluk yang taat dan takut kepada-Nya. Sebagaimana Allah SWT berfirman,
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
يَخَافُوْنَ رَبَّهُمْ مِّنْ فَوْقِهِمْ وَيَفْعَلُوْنَ مَا يُؤْمَرُوْنَ ࣖ ۩ ٥٠
Artinya: "Mereka takut kepada Tuhan mereka yang (berkuasa) di atas mereka dan melaksanakan apa yang diperintahkan (kepada mereka)." (QS An Nahl: 50)
Allah SWT juga berfirman,
اِنَّ الَّذِيْنَ عِنْدَ رَبِّكَ لَا يَسْتَكْبِرُوْنَ عَنْ عِبَادَتِهٖ وَيُسَبِّحُوْنَهٗ وَلَهٗ يَسْجُدُوْنَ ࣖ ۩ ٢٠٦
Artinya: "Sesungguhnya malaikat yang ada di sisi Tuhanmu tidak menyombongkan diri dari ibadah kepada-Nya dan mereka menyucikan-Nya. Hanya kepada-Nya mereka bersujud." (QS Al A'raf: 206)
Menurut Mahmud asy-Syafrowi dalam buku Mengundang Malaikat ke Rumah, Imam Ash-Shadiq pernah ditanya lebih banyak mana antara jumlah malaikat dan jumlah manusia. Ia mengatakan, jumlah malaikat bahkan lebih banyak dibandingkan butiran tanah yang ada di bumi.
"Demi Allah yang nyawaku berada dalam genggaman-Nya! Jumlah malaikat Allah di langit lebih banyak dari jumlah butiran-butiran tanah yang ada di bumi. Di langit, tidak ada tempat jejakan kaki kecuali di sana terdapat seorang malaikat yang senantiasa memuji dan menyucikan Allah SWT," jawabnya.
Di antara banyaknya malaikat tersebut, ada satu malaikat yang berukuran sangat besar yang bernama Ar-Ruh. Disebutkan dalam Al-Haba'ik fi Akhbar Al-Mala'ik karya Imam Jalaluddin as-Suyuthi dan diterjemahkan oleh Misbahul Munir, malaikat paling besar ini mampu menampung semua malaikat jika ia membuka mulutnya. Hal ini bersandar pada keterangan Abu Asy-Syaikh yang melansir dari Adh-Dhahhak, ia berkata,
"Ar-Ruh merupakan ajudan Allah. Dia berdiri di hadapan Allah pada hari kiamat dan dia merupakan malaikat yang paling besar. Seandainya ia membuka mulutnya, maka mulutnya dapat menampung semua malaikat. Semua makhluk menatap kepadanya. Akibat takut kepadanya, mereka tidak bisa mengangkat pandangan mereka menuju Tuhan yang ada di atasnya."
Menurut riwayat lain, Malaikat Ar-Ruh memiliki 70 ribu wajah dan masing-masing wajahnya memiliki 70 ribu lisan. Masing-masing lisan tersebut bertasbih kepada Allah SWT. Hal ini diriwayatkan Ibnu Jarir, Ibnul Mundzir, Ibnu Abi Hatim, Abu Asy-Syaikh, dan Al Baihaqi dalam Kitab Al-Asma' wa Ash-Sifat melansir dengan sanad dhaif dari Ali bin Abu Thalib RA.
Ada juga riwayat yang menyebut Malaikat Ar-Ruh memiliki 10 ribu sayap. Ibnu Jarir, Ibnul Mundzir, dan Abu Asy-Syaikh meriwayatkannya dari jalur Atha ' dari Ibnu Abbas RA yang berkata,
"Ar-Ruh adalah satu malaikat yang memiliki sepuluh ribu sayap. Dua sayap di antaranya berjarak antara timur dan barat. Ia memiliki seribu wajah, dan pada setiap wajah ada seribu lisan, dua mata dan dua bibir untuk bertasbih kepada Allah hingga hari kiamat."
Abu Asy-Syaikh turut meriwayatkan dari Wahb dengan redaksi serupa.
Ibnu Jarir melansir dari Ibnu Mas'ud RA bahwa Malaikat Ar-Ruh berada di langit keempat dan dia lebih besar daripada langit, gunung, dan para malaikat. Setiap hari, ia bertasbih sebanyak 12 ribu kali tasbih dan dari setiap tasbihnya itu Allah SWT menciptakan satu malaikat di antara malaikat-malaikat yang ada dan kelak akan datang pada hari kiamat dalam satu barisan.
Aisyah RA mengatakan bahwa Rasulullah SAW dalam ruku' dan sujudnya membaca, "Subbuh (Allah Bersifat dengan segala sifat kesempurnaan) dan Mahakudus (bersifat Maha suci dari sifat kurang) Tuhannya para malaikat dan Ar-Ruh." (HR Muslim, Abu Dawud, dan An-Nasa'i)
Adapun, perbandingan jumlah antara Malaikat Ar-Ruh dan makhluk lain begitu besar. Ibnu Abi Hatim dan Abu Asy-Syaikh meriwayatkan dari Abdullah bin Buraidah, ia berkata, "Jumlah bangsa jin, manusia, para malaikat dan setan tidak sampai sepersepuluh dari jumlah Ar-Ruh."
Malaikat Jibril adalah sosok yang ditugaskan oleh Allah untuk menyampaikan wahyu. Wahyu tersebut ditujukan bagi seluruh nabi dan rasul untuk disampaikan lagi pada umatnya.
Dilansir dari detikHikmah, tugasnya sebagai penyampai wahyu inilah yang membuat Malaikat Jibril dijuluki sebagai penghulu para malaikat. Tugas Malaikat Jibril tersebut termaktub dalam firman Allah surah Al Baqarah ayat 97-98 yang berbunyi,
(97) قُلْ مَنْ كَانَ عَدُوًّا لِّجِبْرِيْلَ فَاِنَّهٗ نَزَّلَهٗ عَلٰى قَلْبِكَ بِاِذْنِ اللّٰهِ مُصَدِّقًا لِّمَا بَيْنَ يَدَيْهِ وَهُدًى وَّبُشْرٰى لِلْمُؤْمِنِيْنَ(98) قُلْ مَنْ كَانَ عَدُوًّا لِّجِبْرِيْلَ فَاِنَّهٗ نَزَّلَهٗ عَلٰى قَلْبِكَ بِاِذْنِ اللّٰهِ مُصَدِّقًا لِّمَا بَيْنَ يَدَيْهِ وَهُدًى وَّبُشْرٰى لِلْمُؤْمِنِيْنَ
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Artinya: Katakanlah (Muhammad), "Barangsiapa menjadi musuh Jibril, maka (ketahuilah) bahwa dialah yang telah menurunkan (Al-Qur'an) ke dalam hatimu dengan izin Allah, membenarkan apa (kitab-kitab) yang terdahulu, dan menjadi petunjuk serta berita gembira bagi orang-orang beriman."
Dalam ayat lain yakni surah An Nahl ayat 102, Allah SWT berfirman,
قُلْ نَزَّلَهٗ رُوْحُ الْقُدُسِ مِنْ رَّبِّكَ بِالْحَقِّ لِيُثَبِّتَ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَهُدًى وَّبُشْرٰى لِلْمُسْلِمِيْنَ
Artinya: Katakanlah, "Rohulkudus (Jibril) menurunkan Al-Qur'an itu dari Tuhanmu dengan kebenaran, untuk meneguhkan (hati) orang yang telah beriman, dan menjadi petunjuk serta kabar gembira bagi orang yang berserah diri (kepada Allah)."
Sosok Malaikat Jibril juga diketahui memiliki banyak nama panggilan, di antaranya adalah Ar Ruh, Al Amin, dan Ruh Al Qudus, seperti yang dikutip dari buku Malaikat dalam Al-Qur'an: Yang Halus dan Tak Terlihat yang ditulis oleh cendekiawan muslim Quraish Shihab.
Hal tersebut juga sesuai dengan dengan keterangan dalam surah Asy Syuara ayat 193 dan surah An Nahl ayat 102 dengan menggunakan nama panggilannya, yaitu ar-Ruh al-Amin dan Rohulkudus.
نَزَلَ بِهِ الرُّوْحُ الْاَمِيْنُ ۙ
Artinya: "Yang dibawa turun oleh ar-Ruh al-Amin (Jibril)."
MENGENAL MALAIKAT-MALAIKAT ALLAH
oleh Admin | May 29, 2023 | Inspirasi
Malaikat yang dciptakan Allah Swt. dari cahaya ini hidup di suatu tempat yang berbeda dengan manusia, hewan, atau tumbuhan. Sejatinya, hanya Allah Swt. saja yang mengetahui di mana keberadaan malaikat. Berbeda dengan manusia dan jin yang memiliki hawa nafsu, malaikat telah disucikan Allah Swt. sehingga mereka terlepas dari perbuatan-perbuatan dosa. Maka, yang tersisa dari dalam diri malaikat hanyalah ketaatan serta kepatuhan terhadap segala perintah Allah Swt. Malaikat pun tidak pernah durhaka kepada-Nya.
Selain sifat taat dan patuhnya kepada Allah Swt., malaikat juga tidak berjenis kelamin. Maksudnya, malaikat bukanlah laki-laki atau perempuan. Tugas lain dari malaikat adalah bertasbih dan menyucikan nama Allah Swt. seumur hidupnya. Malaikat pun bisa berubah wujud sesuai dengan izin Allah Swt, dan gemar memohonkan ampunan kepada Allah Swt. bagi orang-orang yang istikomah dalam beriman serta bertakwa kepada Allah Swt.
Baca Juga: Bolehkah Menyalurkan Zakat ke Daerah Lain?
Tentunya sebagai muslim yang beriman, kita harus mempercayai malaikat-malaikat-Nya. Bahkan, iman kepada malaikat merupakan rukun iman yang kedua. Oleh karena itu, kita harus yakin dan percaya sepenuh hati bahwa malaikat itu benar-benar ada.
“Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: Tuhan kami adalah Allah, kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka. Maka malaikat, akan turun kepada mereka (dengan mengatakan): Janganlah kamu merasa takut dan janganlah kamu merasa sedih, dan bergembiralah kamu dengan (memperoleh) surga yang telah dijanjikan Allah kepadamu.” (Q.S. Al-Fushilat: 30)
Sejak kecil kita sudah dikenalkan nama-nama malaikat. Yang harus kita ketahui, sebenarnya, malaikat itu banyak sekali jumlahnya. Hanya Allah Swt.-lah yang mengetahui secara pasti jumlah malaikat yang bertugas sesuai dengan kehendak-Nya. Hal itu sejalan dengan firman-Nya dalam surah Al-Muddatstsir ayat 31 berikut:
“Dan tidak mengetahui tentara Tuhanmu (malaikat) melainkan Dia sendiri (Allah).”
Yang pasti, ada 10 malaikat yang perlu kita ketahui nama dan tugas-tugasnya. 10 malaikat ini wajib kita ketahui dan tentunya wajib pula kita Imani.
Memiliki tugas utama untuk menyampaikan wahyu kepada para Nabi dan Rasul Allah Swt.
Tugas utamanya yakni membagikan rezeki kepada seluruh makhluk cipataan Allah Swt.
Tugasnya meniup terompet sangkakala saat kiamat nanti.
Tugasnya mencabut nyawa setiap makhluk yang diciptakan oleh Allah Swt.
Bertugas untuk memberi pertanyaan di alam kubur atas perbuatan manusia yang dilakukan selama hidup di dunia.
Baca Juga: 5 Hal yang Harus Diperhatikan dalam Akad Nikah
Memiliki tugas yang sama dengan malaikat munkar
Bertugas untuk mengawasi dan mencatat amal baik yang dilakukan oleh manusia ketika hidup di dunia.
Bertugas untuk mengawasi dan mencatat amal buruk yang dilakukan oleh manusia ketika hidup di dunia.
Tugasnya menjaga surga.
Tugasnya menjaga neraka.
Perasaan kamu tentang artikel ini ?
Cara Malaikat Jibril Menyampaikan Wahyu pada Rasulullah
Melansir Syaikh Abdul Majid Az-Zandani dalam Ilmul Iman, dalam Shahih Bukhari disebutkan sebuah riwayat dari Aisyah RA bahwa Al-Harits bin Hisyam pernah bertanya kepada Rasulullah SAW,
"Wahai Rasulullah, bagaimana cara turunnya wahyu kepada engkau?"
Rasulullah SAW menjawab, "Terkadang wahyu datang seperti suara bising lonceng. Tentu saja hal ini memberatkanku, sehingga ketika suasana tersebut berhenti, aku sudah menyadari apa yang disampaikan oleh Jibril. Ada kalanya Malaikat Jibril mengubah wujud menjadi seorang laki-laki yang berbicara denganku dan aku pun menyadari apa yang diucapkannya."
Dari hadits dalam Al Muwaththa' yang diterjemahkan Tafsir al-Munir Jilid 15 oleh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili tersebut, maka dapat disimpulkan cara turun wahyu yang paling berat diterima Nabi Muhammad SAW adalah wahyu datang seperti suara lonceng.
Suara dari lonceng tersebut tersebut dikatakan memiliki bunyi yang keras. Bunyi lonceng tersebut bahkan membuat Nabi Muhammad SAW bermandikan keringat di tengah musim dingin karena merasakan beratnya menerjemahkan suara bunyi lonceng tersebut menjadi Al-Qur'an.
Menurut Ibnu Hajar dalam Fathul Bari, cara tersebut disebut yang terberat bagi Nabi Muhammad SAW. Hal tersebut karena Nabi Muhammad harus mampu mengendalikan kesadaran penuhnya.
Selain itu, Malaikat Jibril juga pernah menyampaikan wahyu melalui mimpi. Aisyah RA berkata, "Aku pernah melihat beliau sedang diturunkan wahyu kepadanya saat musim dingin yang sangat dingin, kemudian wahyu itu berhenti, ternyata kening Nabi bercucuran keringat." (HR Bukhari dan Muslim)
Dalam buku Makalah Pendidikan Agama Islam (PAI) 'Iman Kepada Malaikat' yang ditulis oleh Ahmad Sandi M.M dan Moh. Rizki Abdulloh, disebutkan bahwa Malaikat Jibril juga bertugas mengajarkan agama melalui Nabi Muhammad SAW kepada sahabat-sahabat Rasul. Kemudian, Malaikat Jibril juga ditugaskan menyampaikan berita kelahiran Nabi Isa AS kepada ibunya, Maryam.